Kamis, 15 September 2011

Misteri hancurnya kota Sadom dan Gamora

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-mJEq56hp7qM81lDT5fEvbomxIHKQPt3MyhTYe_XsEm-Zp_Ngc8AbKhKKEyKhU7X0tDqmwNTNZIx0Tbam7Vgt4JDw-jkccdrnzU5bRXfMSIDA2VuvQiPTghMyoL53573yYRC-BZMapGBc/s1600/end.jpg
Kisah ini merupakan salah satu cerita tertua di dunia. Kisah dua kota yang namanya tidak lari dengan dosa, Sodom dan Gomora. Selama bertahun-tahun, cerita tentang apa yang menimpa dua kota ini menjadi perumpamaan tentang rosaknya moral yang harus dibayar dengan harga yang mahal.

Gambaran kehidupan manusia di dua kota ini benar-benar hampir sama relevan dewasa ini, dimana berbagai tindakan yang sangat jauh dengan hakikat mereka sebagai makhluk ciptaan, teruknya moral, seakan-akan tidak ada batasan. 
 
Dimana perintah-perintah dari Pencipta dan norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat sudah seakan-akan menjadi dongeng turun temurun yang hanya terhad mereka dengar.
 
Sekitar 4000 tahun yang lalu, Sodom dan Gomora mempunyai reputasi tersebut. Walau Kitab suci tak pernah menyebutkan apa perbuatan mereka secara terperinci sehingga boleh ditimpa nasib seperti itu. 
 
Walaupun demikian, Kitab suci sangat jelas memberikan gambaran mengenai hukuman yang mereka terima dari Pencipta.

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (tungging-terbalik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertalu-talu.” (QS Huud ayat 82)

Jika cerita mengenai Sodom dan Gomora memang terjadi seperti apa yang dikisahkan di dalam Al-Quran mahu pun Injil, maka sangat mungkin terjadi di suatu tanah kosong terpencil di sebelah lautan tanpa kehidupan. Tapi, dimanakah tempat itu?
Seperti yang kita ketahui, banyak tempat yang dikisahkan didalam kitab suci sukar untuk ditentukan dimana lokasi yang sebenarnya. Contohnya didalam Kitab Taurat yang membahas tentang lima kota lembah. Sehingga hari ini kita hanya boleh menentukan bahawa kelima kota tersebut berada disekitar laut mati.

Cerita mengenai Sodom dan Gomora ini terjadi di zaman Ibrahim a.s, berabad-abad sebelum Musa a.s keluar dari tanah Mesir.

Tidak ada yang menemui petunjuk kota seperti itu pernah ada, sebab tidak pernah ada orang yang sungguh-sungguh mencari-nya. Hingga pada tahun 1924, Ahli purbakala bernama William Albright berangkat menuju ke Laut Mati untuk melakukan penyelidikan di sana. 
 
Beberapa orang yang bersamanya jelas mencari tapak sisa kota Sodom dan Gomora. Mereka menncari di pantai tenggara dari laut mati hingga mereka ahirnya tiba di kawasan purbakala Bab-edh-dhra.

Bab-edh-dhra (dibaca : Babhedra), merupakan tempat zaman gangsa, namun tidak ada petunjuk jika tempat itu meupakan suatu kota. Nampaknya daerah itu merupakan suatu daerah pemakaman. Namun Albright tidak mempunyai sumber daya untuk menggalinya.

Jadi hampir 50 tahun berlalu sebelum ada yang kembali ke tempat tersebut untuk melakukan penggalian. Ahli Purbakala Paul Lapp mengetuai penggalian di tahun 1967, dan Thomas Schaub termasuk salah seorang penggalinya.

Bab-edh-dhra merupakan makam terbesar khas zaman gangsa yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter. Disini mereka juga menemui makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan termasuk tempat pewangi kecil dan banyak benda lain seperti kain.

Tempat ini sungguh menakjubkan, makam ini telah digunakan selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga hancurnya kota Sodom. Namun, tidak ada apapun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom.

Misterinya, sekitar tahun 2350 SM, penguburan itu mendadak berhenti tidak ada yang tahu mengapa. Ada sejumlah sebab mengapa suatu tempat tak diduduki lagi, beberapa boleh disimpulkan, beberapa lagi tidak. 
 
Penyebab pada umumnya mungkin persediaan air mengering, persekitaran berubah, iklim berubah atau orang-orangnya pupus sepenuhnya.

Sodom dan Gomora dari segi Sains

Penyelidikan arkeologi dan geologi yang telah dilakukan sejak tahun 1920-an di wilayah Laut Mati menemui bahawa bekas-bekas kota Sodom dan Gomora paling mungkin terletak di tepi tenggara Laut Mati, iaitu dua kota yang di dalam arkeologi dikenali sebagai Bab edh-Dhra (Sodom) dan Numeira (Gomora).

Di kedua kota itu ditemui banyak artifak dan rangka manusia yang menunjukkan bekas kejadian bencana pada sekitar tahun 2000 SM. Laut Mati merupakan pull-apart permukaan bumi yang dibentuk oleh tarikan transtensional dua rekahan mendatar mengiri (sinistral-transtensional duplex) rekahan Yudea dan rekahan Moab.

Sodom dan Gomora terletak di atas Sesar Moab. Laut Mati dicirikan oleh endapan elisional, kegempaan yang tinggi, fenomena diapir, gunung garam dan gunung lumpur, serta akumulasi hidrokarbon (aspal dan bitumen) dengan kadar belerang tinggi.

Pembinasaan Sodom dan Gomora diinterpretasikan terjadi melalui bencana geologi dengan urutan : 
 
1. Pergerakan Rekahan Moab
 
2. Gempa dengan magnitude 7,0+ yang menghancurkan kota-kota dan sekitarnya serta likuifaksi yang menenggelamkan sebahagian wilayah kota-kota,
 
3. Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan halit, anhidrit, batu-batuan, lumpur, aspal, bitumen, dan belerang, 
 
4. Kebakaran kota-kota dan sekitarnya kerana material hidrokarbon yang diletuskan terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.

Bencana katastrofik ini telah meratakan Sodom dan Gomora dan membunuh seluruh penduduknya kecuali Luth dan dua anak perempuannya. Api dari langit yang menghujani Sodom dan Gomora bukan fenomena astroblem (seperti meteor), melainkan fenomena katastrofi (malapetaka) geologi berupa aspal dan bitumen yang terbakar serta belerang yang berasal dari letusan gunung garam dan gunung lumpur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post